Senin, 16 Januari 2012

Pengaruh Situasi

Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek (Engel, et.al ,1994). Sedangkan menurut Mowen dan Minor (1998) situasi konsumen adalan faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
Berikut ini adalah 5 karakteristik situasi pembelian :
1. Lingkungan Fisik
Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen
2. Lingkungan Sosial
Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
3. Waktu
Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
4. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana Hati
Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.
Berikut ini adalah beberapa situasi yang dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu barang :
1. situasi kebutuhan sehari-hari.
Merupakan dimana seseorang berhadapan dengan keadaan yang membutuhkan suatu barang produksi untuk di konsumsi. Situasi ini merupakan hal yang rutin dan terkadang sifatnya harus dipenuhi. Contohnya adalah kebutuhan pangan sehari-hari karena setiap harinya seseorang membutuhkan makan untuk bekerja, juga sandang untuk dipakai setiap harinya, dan papan untuk berteduh dan melakukan aktifitas pribadi.
2. Situasi keuangan.
Situasi dimana seseorang memiliki atau tidak memiliki cukup uang untuk membeli sesuatu. Jika seseorang memiliki uang yang cukup atau bahkan lebih, maka dia dapat membeli kebutuhan dasar yang diperlukannya dan mungkin juga dapat membeli barang tambahan yang sifatnya tidak terlalu mendesak. Orang yang memiliki kondisi keuangan berlebih juga dapat membeli barang dari mulai yang murah bahkan yang mahal. Sedangkan seseorang yang memiliki uang yang cukup bahkan kurang, haruslah memiliki daftar dari apa yang ingin dibelanjakannya agar kebutuhan dasarnya dapat dijangkau. Jika seseorang dengan keuangan yang kurang cukup tidak pintar dalam mengelola keuangannya, maka akan berakibat fatal bagi hidupnya.
3. Situasi interaksi
Orang dalam membeli sesuatu dikarenakan kebutuhan yang diperlukannya. Tapi terkadang ada juga seseorang yang membeli suatu barang dikarenakan adanya interaksi dengan orang lain. Contohnya saja, seseorang membeli suatu barang setelah seorang sales menawarkan dan memperagakan barang yang dijualnya sehingga seseorang merasa tertarik dengan barang tersebut, terlepas dari barang tersebut diperlukan baginya ataupun berguna atau tidak baginya.
4. Situasi kondisi barang produksi
Dalam memproduksi suatu barang, produsen pastinya telah melakukan suatu riset agar pengembangan barangnya tersebut dapat laris dipasaran. Baik dari segi promosi maupun kondisi fisik barang produksi tersebut. Seringkali para konsumen tertarik dengan kondisi dari barang produksi tersebut, misalnya saja : adanya diskon yang cukup besar, warna kemasan yang menarik, ada promo dengan hadiah jika membeli suatu barang.

Pengaruh Keluarga

Keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga inti (nuclear family) adalah kelompok langsung yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tingga bersama. Keluarga besar (extended family) mencakup keluarga inti, ditambah kerabat lain, seperti kakek-nenek, paman dan bibi, sepupu dan kerabat karena perkawinan. Keluarga dimana seseorang dilahirkan disebut keluarga orientasi (family of orientation), sementara keluarga yang ditegakkan melalui perkawinan adalah keluarga prokreasi (family of procreation). Keluarga adalah sama dengan perusahaan; keluarga adalah organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yanmg lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Fungsi yang paling jelas bahwa dua oramg dapat mencapai lebih baik daripada satu orang adalah mempunyai anak. Walaupun analisis konsumen mungkin tidak mempunyai opini mengenai apakah keluarga harus mempunyai anak atau tidak. Konsekuensi ekonomi dengan hadirnya anak menciptakan struktur permintaan akan pakaian, makana, perbot, rumah, perawatan kesehatan, pendidikan dan produk.lain. anak di dalam keluarga dapat menyebabkan menurunnya permintaan akan produk lain, seperti perjalanan, restoran, pakaian orang dewasa, dan banyak barang yang bebas pilih. Pengaruh keluarga pada perilaku konsumen Keluarga memiliki pengaruh sangat signifikan terhadap perilaku konsumen.. Misalnya, perilaku konsumsi sering berubah secara substansial seperti perubahan status keluarga dari waktu ke waktu. Jadi, orang dewasa muda yang belum menikah, yang sering terfokus pada diri individu-definisi, cenderung untuk membeli produk yang meningkatkan atau mendefinisikan konsep diri mereka. Sebaliknya, pasangan dengan anak-anak mungkin lebih tertarik untuk membeli item atau pengalaman yang dapat dibagi oleh semua anggota keluarga dan, sebagai hasilnya, dapat menghabiskan kurang pada produk berorientasi individual.
Keanggotaan keluarga juga mengarah pada kebutuhan yang lebih besar untuk bersama daripada membuat keputusan perorangan, lebih rumit perilaku konsumen di tingkat rumah tangga. Misalnya, orang yang membeli produk mungkin bukan konsumen akhir produk. Atau mungkin suami dan istri memiliki tingkat keterlibatan yang berbeda dengan keputusan produk tertentu, yang mengarah ke berbagai jenis proses pengambilan keputusan yang terpisah yang harus terintegrasi sebelum pilihan akhirnya dibuat. Memahami dinamika yang terlibat dalam pengambilan keputusan bersama dan yang anggota keluarga pengaruh yang jenis keputusan memiliki implikasi penting bagi pemasar tertarik dalam mengarahkan upaya pemasaran untuk orang yang tepat. Yang penting, dinamika keluarga ini dan transisi gaya hidup yang rumit oleh penurunan rumah tangga tradisional dan kenaikan yang menyertai dalam struktur keluarga non-tradisional, seperti pasangan hidup bersama keluarga atau pasangan mengintegrasikan dari perkawinan sebelumnya.

Pengaruh individu

Pengaruh Individu adalah tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya adalah kertas kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku manusia merupakan fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain karena ditentukan oleh masing – masing lingkungan yang memang berbeda. Secara biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa terbaca, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, yang semua itu memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas atau kinerja dalam suatu organisasi dan merupakan isu penting dalam dekade mendatang. Dari kajian beberapa bukti riset, memunculkan kesimpulan bahwa usia tampaknya tidak memiliki hubungan dengan produktivitas. Dan para pekerja tua yang masa kerjanya panjang akan lebih kecil kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula dengan karyawan yang sudah menikah, angka keabsenan menurun, angka pengunduran diri lebih rendah serta menunjukkan kepuasan kerja yang lebih tinggi daripada karyawan yang bujangan. Setiap individu pun memiliki kemampuan yang berbeda, kemampuan secara langsung mempengaruhi tingkat kinerja dan kepuasan karyawan melalui kesesuaian kemampuan – pekerjaan. Dari sisi pembentukan perilaku dan sifat manusia, perilaku individu akan berbeda di karenakan oleh kemampuan yang dimilikinya juga berbeda. Pembelajaran merupakan bukti dari perubahan perilaku individu. Pembelajaran terjadi setiap saat dan relatif permanen yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Meski manusia dapat belajar dan dapat dipengaruhi oleh lingkungan mereka, terlalu sedikit perhatian yang diberikan dalam peran yang di mainkan pada evolusi pembentukan perilaku manusia. Para psikologi evolusioner memberitahu kita bahwa manusia pada dasarnya sudah terbentuk ketika dilahirkan. Kita lahir di dunia ini dengan sifat-sifat yang sudah mendarah daging, diasah, dan diadaptasikan terus selama jutaan tahun, yang membentuk dan membatasi perilaku kita. Psikologi evolusioner menentang pemahaman yang menyatakan bahwa manusia bebas untuk mengubah perilaku jika dilatih atau dimotivasi. Akibatnya, kita menemukan bahwa orang dalam tataran organisasi sering berperilaku dengan cara yang tampaknya tidak bermanfaat bagi diri mereka sendiri atau majikan mereka. Namun B.F. Skinner, dengan bangga menyatakan keyakinannya dalam membentuk perilaku individu dalam lingkungan, “Berikan saya seorang anak pada saat kelahirannya dan saya dapat berbuat seperti apa yang Anda inginkan”.

Selasa, 15 November 2011

ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP MOBILE MARKETING OLEH PROVIDER TELEPON GENGGAM GSM



PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Pada era kompetisi sekarang ini dengan berbagai merk dari luar negeri maupun dari dalam negeri telah menyerbu masyarakat Indonesia, Semua perusahaan harus mampu mengadakan komunikasi yang efektif dengan konsumennya. Komunikasi antara perusahaan dengan konsumen harus selalu dilakukan karena dengan komunikasi ada beberapa pencapaian yang diperoleh produsen, yaitu mengingatkan masyarakat akan hal atau merknya, membujuk masyarakat untuk mencoba dan tentunya melakukan penjualan produk. Kondisi semacam ini menyebabkan masyarakat menerima serbuan pesan dari produsen dan keterbatasan manusia pada sistem daya ingatnya menyebabkan komunikasi yang dilakukan produsen dengan sistem media terlalu luas menjadi tidak efektif. Biaya pembuatan dan pemasangan iklan yang besar di media cetak atau elektronik terkadang sia-sia karena orang dengan mudah menghindari komunikasi tersebut. Hal ini menyebabkan para pemasar dan produsen mulai melirik media lain yang dianggap lebih mampu memasuki ranah personal dan lebih menunjukan segmentasi. Pemasaran bergerak (Mobile Marketing) ditengarai mampu memberikan sarana kepada perusahaan untuk meraih target demografis pasar yang diinginkan, kapan saja dan dimana saja tanpa harus menunggu masyarakat untuk melihat iklan ketika mereka menonton TV atau membaca majalah.   

Pemasaran bergerak ( Mobile Marketing) dapat menjangkau lebih banyak pihak karena beberapa lininya seperti dengan jejaring sosial (facebook) sudah dengan mudah diakses melalui (situs usaha). Perkembangan teknologi menyebabkan pertumbuhan pelanggan telepon seluler meningkat sangat pesat, Penggunanya pun dari berbagai kalangan dan berbagai umur baik dari kalangan remaja hingga dewasa bahkan kini anak-anak pun sudah banyak yang menggunakan telepon genggam.

Perbedaan antara provider GSM (Global System for Mobile) maupun CDMA (Code Division Multiple Access) kini hampir tidak jauh beda, Kini CDMA pun sudah semakin maju baik dari aplikasinya maupun dari segi bentuk HPnya sendiri. Sebagai contoh kini CDMA sudah ada yang bisa on-line dan ada kamera. Tetapi tetap saja para konsumen masih menomor satukan GSM dikarenakan dengan menggunakan GSM kita dapat mengganti-ganti kartu providernya jika kita sudah bosan dengan provider yang lama. Dan untuk mengganti provider itu sendiri harganya cukup terjangkau, dibandingkan dengan CDMA. Persaingan tarif antar operator seluler dinegeri ini juga menjadi suatu terobosan indah untuk para konsumen, terlebih disaat semua kebutuhan pokok melambung tinggi. Namun, para operator saling berebut konsumen dengan berbagai macam media promosi yang dibuat dengan berbagai bentuk ukuran famplet, brosur hingga reklame ukuran Billboard terpampang depan mata memandang untuk menarik hati para konsumen. Tapi apapun yang ditawarkan para Operator Seluler (Provider GSM/CDMA) hanya ingin memberikan sesuatu yang terbaik untuk semua konsumennya dan supaya para konsumennya selalu menggunakan produknya dengan baik dan semaksimal mungkin.   

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penulisan ilmiah ini penulis tertarik untuk menulis dan mengambil judul “ANALISIS PERSEPSI  KONSUMEN TERHADAP  MOBILE MARKETING OLEH  PROVIDER TELEPON GENGGAM GSM”.

1.2. Rumusan Masalah Dan Batasan Masalah
            Gaya pemasaran bergerak dengan memanfaatkan perangkat telepon seluler dipengaruhi oleh aktivitas para provider telepon tersebut. Di Indonesia provider telepon seluler terbagi pada 2 kelompok yaitu kelompok GSM dan kelompok CDMA.
                Persepsi yaitu Proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Maka rumusan yang akan diangkat dalam penulisan ilmiah ini adalah Bagaimana persepsi masyarakat terhadap Mobile Marketing pada provider telepon genggam?
      Persepsi manusia terhadap suatu hal dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal salah satunya bersumber dari situasi personal manusia yaitu yang berkaitan dengan kondisi kedewasaan seseorang. Maka dari itu penulis tertarik untuk meneliti, Apakah umur responden  berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap Mobile Marketing pada provider telepon genggam?
      Faktor eksternal dipengaruhi oleh produk yang pernah diterimanya sehingga peneliti ingin mengetahui, Apakah jenis provider berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap Mobile Marketing pada provider telepon genggam?  
            Atas dasar latar belakang masalah serta rumusan masalah, maka penulis melakukan pembatasan masalah hanya pada JABODETABEK dan hanya menganalisis pemakai GSM saja dikarenakan pengguna GSM bisa diperkirakan lebih banyak dan lebih unggul dibandingkan dengan para pengguna CDMA.

1.3. Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai melalui penulisan ilmiah ini sebagai berikut :
·         Apakah umur dan jenis provider berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap Mobile Marketing pada provider telepon genggam.

1.4. Metode Penelitian Dengan Cara Survei
1.4.1. Objek Penelitian
Objek yang diamati dalam penulisan ilmiah ini yaitu konsumen yang menggunakan provider telepon genggam GSM.

1.4.2. Data
Data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data primer dengan cara dilakukan penyebaran berupa kuesioner yang dibagikan kepada 100 responden pengguna provider telepon genggam GSM.

1.4.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang akan diperlukan, penulis menggunakan metode wawancara untuk pengisian kuesioner dengan cara survei, yaitu pengumpulan data informasi primer langsung dari sumbernya, yang dilaksanakan pada tanggal yang akan ditentukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden yaitu para pemakai telepon genggam yang menggunakan provider telepon genggam GSM.
1.4.4. Alat Analisis Yang Digunakan
            1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif yaitu suatu analisis yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data dalam suatu penelitian data. Penulis menggunakan Analisis ini untuk mengetahui persepsi pengguna GSM terhadap Mobile Marketing pada provider telepon genggam dengan menyebarkan kuesioner.


            2. Analisis Uji Chi Square
Penulis melakukan Analisis Uji Chi Square untuk mengetahui apakah umur berkaitan dengan persepsi para pemakai telepon genggam  terhadap Mobile Marketing pada provider telepon genggam. Analisis Chi Square ini merupakan pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi (Fo) dengan frekuensi harapan atau ekspektasi (Fe) yang didasarkan atas hipotesis tertentu.


LANDASAN TEORI

2.1.      Pemasaran dan Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan serta keinginan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain. (Kotler,2005)
           Menurut Stanton yang dikutip dalam buku Dharmesta dan Irawan  (2005) mengemukakan pemasaran adalah Suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Kemudian Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar sasaran. (Kotler,2005)
Berikut ini adalah alat-alat bauran pemasaran itu sendiri, yaitu sebagai berikut:
1. Produk ( Product )
Produk baik barang maupun jasa, merupakan alat bauran pemasaran yang paling mendasar dan menjadi salah satu dasar penilaian konsumen. Produk adalah “Suatu produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan”.(Jefkins,1996)

2. Harga ( Price )
Harga merupakan pertimbangan utama bagi konsumen, misalnya : tingkatan harga, potongan yang diberikan dalam jumlah banyak, tenggang waktu pambayaran, syarat pembayaran. Secara sederhana definisi harga adalah pencerminan dari nilai dan dinyatakan dalam rupiah.(Jefkins,1996)

3. Tempat ( Place )
Salah satu aspek yang penting di dalam pemasaran, meliputi: lokasi perjalanan produk, saluran perjalanan, persediaan dan transportasi agar suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh produsen dapat dikonsumsi oleh konsumen potensial. (Jefkins,1996)
4. Promosi ( Promotion )
Melalui promosi produsen dapat memberikan informasi kepada pasar (konsumen) tujuannya agar para calon konsumen mengenal dan mengerti produk yang dihasilkan oleh perusahaan. (Jefkins,1996)

2.2.     Promosi
Inti dari pada marketing mix adalah promosi, sebab dengan promosi inilah akan terjadi komunikasi antar produsen dan konsumen dalam melakukan pembelian. Promosi menunjukan pada berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya. Membujuk dan meningkatkan para pelanggan dan konsumen sasaran untuk membeli produk tersebut. Karena itu perusahaan harus memasang iklan, menyelenggarakan promosi penjualan, mengatur publikasi dan menyebarkan tenaga penjualan untuk mempromosikan produk-produknya. (Irawan dan Wijaya, 1996)
Promosi merupakan salah satu variabel dari marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya. Promosi juga sering dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan selanjutnya dari perusahaan oleh karena itu promosi merupakan arus informasi atau persuasif satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
( Swastha,1999)
Promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan,membujuk, dan mengingatkan para calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon. (Lamb, Hair, Mc-Daniel,2001)
2.2.1.      Tujuan Promosi
1. Menyebarkan informasi produk kepada target pasar potensial
2. Untuk mendapatkan kenaikan penjualan dan profit
3. Untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan
4. Untuk menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar
5. Membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan,mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Menginformasikan (informing), dapat berupa :
a.  Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru.
b.  Memperkenalkan cara pemakaiah yang baru dari suatu produk.
c.  Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.
d. Menjelaskan cara kerja suatu produk
e.  Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan.
f.  Meluruskan kesan yang keliru.
g.  Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
h.  Membangun citra perusahaan.
2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk :
a.  Membentuk pilihan merek,
b.  Mengalihkan pilihan ke merek tertentu,
c.  Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk,
d.  Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga,
e.  Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga.
3. Mengingatkan (reminding), dapat terdiri atas :
a.           Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.
b.          Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan.
c.           Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan. (http://www.smakristencilacap.com/arti-pemasaran-dan-manajemen-pemasaran/tujuan-promosi)
2.2.2.      Bauran Promosi (Promotional Mix)
Bauran promosi merupakan gabungan dari berbagai jenis promosi yang ada untuk suatu produk yang sama agar hasil dari kegiatan promo yang dilakukan dapat memberikan hasil yang maksimal. Sebelum melakukan promosi sebaiknya dilakukan perencanaan matang yang mencakup bauran promosi sebagai berikut :
·         Periklanan adalah setiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi tentang gagasan barang atau jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu, seperti iklan koran, majalah, radio, katalog, poster, dll.
·         Publisitas adalah rangsangan permintaan bukan pribadi atas produk, jasa atau satuan bisnis dengan memasang berita yang signifikan secara komersial mengenai produk, jasa, atau satuan bisnis pada media cetak atau dengan memperoleh penyajian yang menarik melalui radio, TV, atau pentas yang tidak dibayar oleh sponsor.
·         Personal selling merupakan penyajian lisan dalam percakapan dengan satu atau lebih calon pembeli dengan maksud menciptakan terjadinya penjualan.
·         Promosi penjualan merupakan insentif jangka pendek untuk meningkatkan penjualan prduk atau jasa.(Irawan, Wijaya dan Sudjoni,1996)

2.3.      Mobile Marketing
Didalam promosi Mobile Marketing dapat dilakukan dengan cara melalui :
a.)                Media Iklan Visual
Pemilihan media iklan sangat penting agar pesan yang disampaikan dalam iklan dapat efektif  mencapai dan diterima oleh konsumen.
Karena banyaknya ragam dan penggunaan iklan maka sukar sekali membuat generalisasi menyeluruh mengenai kualitas khusus dari iklan sebagai suatu komponen. Namun kualitas berikut perlu dicatat yaitu :
·         Penampilan publik. Iklan adalah model komunikasi yang paling memasyarakat. Sifat publik iklan menghasilkan pengesahaan terhadap produk yang diiklankan dan juga penawaran standar.
·         Daya serap. Iklan adalah media yang dapat meresap karena penjualan bisa mengulang-ulang pesan mereka.
·         Ungkapan perasaan yang diperjalas. Iklan mampu mendramatisasi perusahaan beserta produknya melalui lukisan indah, bunyi, dan warna.(Kasali, 1992)

b.)        Media Siar Radio
            Keuntungan dari penggunaan radio ialah jangkauannya yang luas, fleksibilitas geografis, dan biayanya yang murah. Radio sebetulnya merupakan media lokal tetapi dapat menjangkau audiens target yang benar-benar terpilih secara efektif. Sekarang makin banyak digunakan gabungan antara televisi dan radio dengan pemikiran bahwa audiens yang pernah menonton iklan di televisi akan lebih diyakinkan pada waktu mereka mendengar sound track iklan tersebut di radio. Menurut prinsip Closure, orang akan memainkan kembali gambar-gambar yang pernah dilihat di televisi pada waktu mendengar sound track iklan di radio. Dengan demikian, audiens akan dibantu menguatkan data yang sudah tersimpan dalam memorinya. (Prasetijo dan Ihalauw, 2004)   
2.4.     Persepsi
Persepsi adalah Proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Menurut Kotler dan Amstrong (1996) mengemukakan bahwa persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus yang ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah satu cara untuk mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi konsumen, kita dapat mengetahui hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan,kelemahan,kesempatan ataupun ancaman bagi produk kita.
Dengan kata lain persepsi adalah cara kita mengubah energi-energi fisik lingkungan kita menjadi pengalaman yang bermakna. Persepsi juga adalah inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih pesan dan mengabaikan pesan yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi individu, semakin mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Persepsi meliputi :
  • Atensi atau perhatian adalah pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan dan, proses kognitif lainnya. Proses atensi membantu efisiensi penggunaan sumberdaya mental yang terbatas dan  kemudian akan membantu kecepatan reaksi terhadap rangsang tertentu. Atensi dapat merupakan proses sadar maupun tidak sadar.
  • Interpretasi adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan).
Dapat disimpulkan bahwa ada faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi orang. Faktor-faktor itu adalah :
a.)        Faktor Internal :
·         Pengalaman
·         Kebutuhan saat itu
·         Nilai-nilai yang dianutnya
·         Ekspektasi/Pengharapannya
b.)        Faktor eksternal :
·         Tampakan produk
·         Sifat-sifat stimulus
·         Situasi lingkungan

Kualitas yang Dipersepsi
            Pada umumnya, konsumen menentukan kualitas suatu produk berdasarkan pada berbagai macam isyarat informasi yang dihubungkan dengan produk tersebut.
·         Isyarat intrinsik        :  Ukuran, Warna, rasa, atau aroma. Isyarat ini dianggap lebih rasional dan obyektif karena atribut itu merupakan stimulus yang dapat diterima oleh panca indera.
·         Isyarat ekstrinsik      :  Bersifat di luar (eksternal) produk seperti harga, citra toko, atau citra produsennya. Di sinilah peran positioning menjadi penting sekali. Penelitian mengungkapkan bahwa konsumen sangat mempercayai harga sebagai indikator kualitas. Terapan ini sering digunakan untuk position produk. (Prasetijo dan Ihalauw, 2004)


Jenis-jenis persepsi
Proses pemahaman terhadap rangsangan atau stimulus yang diperoleh oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis.
·         Persepsi Visual
Persepsi visual didapatkan dari indera penglihatan. Persepsi ini adalah persepsi yang paling awal berkembang pada bayi, dan mempengaruhi bayi dan balita untuk memahami dunianya.
·         Persepsi Auditori
Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga.
·         Persepsi Perabaan
Persepsi perabaan didapatkan dari indera taktil yaitu kulit.
·         Persepsi Penciuman
Persepsi penciuman atau olfaktori didapatkan dari indera penciuman yaitu hidung.
·         Persepsi Pengecapan
Persepsi pengecapan atau rasa didapatkan dari indera pengecapan yaitu lidah.(http://Kuliahkomunikasi.com/2008/11/persepsi/)
2.5.            Kajian Penelitian Sejenis

2.5.1.   Kajian sejenis menurut Erlando (2008)
Penelitian oleh Erlando terhadap akan pentingnya suatu pengaruh iklan kartu seluler antar operator kartu seluler terhadap perilaku keputusan pengguna kartu seluler oleh konsumen, dengan menggunakan media elektronik dan iklan.


2.5.2.      Kajian sejenis menurut Yusnandar (2009)

Penulis melakukan penelitian  untuk mengetahui bahwa pengaruh motivasi, persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian motor Yamaha menyatakan respon yang didapat sebanyak 45,4% yang berarti bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh motivasi, persepsi dan sikap konsumen.
2.6.      Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Pengambilan Sampel penulis menggunakan metode Purposive Sampling yaitu memilih orang-orang tertentu karena dianggap berdasarkan penilaian tertentu mewakili statistika, tingkat signifikan, dan prosedur pengujian hipotesis, tidak berlaku bagi rancangan sampling nonprobabilitas (www.UNS.ac.id). Yaitu dengan cara menemui dan menanyakan langsung kepada masyarakat Depok apakah menggunakan provider telepon genggam GSM.
2.7.      Alat Analisis
            1. Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif yaitu suatu analisis yang mempelajari cara pengumpulan dan penyajian data dalam suatu penelitian data. Penulis menggunakan Analisis ini untuk mengetahui persepsi pengguna GSM terhadap Mobile Marketing pada provider telepon genggam dengan menyebarkan kuesioner.
            2. Analisis Uji Chi Square
Penulis melakukan Analisis Uji Chi Square untuk mengetahui apakah umur berkaitan dengan persepsi masyarakat Depok terhadap Mobile Marketing pada provider telepon genggam. Analisis Chi Square ini merupakan pengujian hipotesis mengenai perbandingan antara frekuensi observasi atau yang benar-benar terjadi (Fo) dengan frekuensi harapan atau ekspektasi (Fe) yang didasarkan atas hipotesis tertentu.
METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian
Sebagai objek penelitian adalah para pengguna provider telepon genggam GSM di daerah Depok.
1.                  Populasi
Populasi adalah suatu jumlah keseluruhan yang mencakup semua anggota atau benda yang diteliti. (Istijanto,2009). Objek yang menjadi populasi adalah para pemakai telepon genggam yang menggunakan provider telepon genggam GSM.
2.                  Sampel
Sampel adalah suatu bagian yang ditarik atau diambil dari populasi. Akibatnya, sample selalu merupakan bagian yang lebih kecil dari populasi. (Istijanto,2009). Objek yang menjadi sampel adalah 100 orang responden yang menggunakan provider telepon genggam GSM.
3.2. Teknik Pengambilan Sampel
Penulis melakukan teknik pengambilan sampel yaitu dengan menemui dan menanyakan langsung kepada para pemakai telepon genggam, apakah menggunakan provider telepon genggam GSM. Dengan cara memberikan kuesioner kepada masyarakat yang menggunakan provider GSM.

3.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang akan diperlukan, penulis menggunakan metode wawancara untuk pengisian kuesioner dengan cara survei, yaitu pengumpulan data informasi primer langsung dari sumbernya, yang dilaksanakan pada tanggal yang akan ditentukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 100 orang responden. Penulis melakukan penyebaran kuesioner dengan cara menemui dan menanyakan secara langsung  responden para pengguna provider telepon genggam.
3.4. Teknik Analisis Data
            Untuk pengolahan data dalam penelitian ini digunakan program SPSS 17, adapun teknik analisis data sebagai berikut :

3.4.1. Analisis Deskriptif
Bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas (Istijanto,2009).

3.4.2. Uji Chi Square Tabel Kontingensi atau Independensi
Penulis menggunakan uji ini untuk menganalisis apakah ada keterkaitan antara umur dengan persepsi para pemakai telepon genggam.
Dengan hipotesis :
Ho  : Umur tidak berkaitan dengan persepsi konsumen.
Ha  : Umur berkaitan dengan persepsi konsumen.
Rumus  :                          k                 
                                    X2 =       Σ   (Foij - Feij)2          
                                                 i = 1         Feij